Sunday, 1 February 2015

Berkah Pengajian


Apa untungnya ikut pengajian? begitulah pertanyaan orang yang cenderung berpikiran pragmatis. Menilai sesuatu berdasarkan manfaat atau keuntungan yang bisa diperolehnya. Sesuatu dianggap baik, benar, atau bisa diterima kalau menguntungkan dan seringkali keuntungan yang dimaksud adalah keuntungan materialistik. Memang seperti itulah kecenderungan pola pikir masyarakat urban.

Kendati begitu, iktu pengajian sebetulnya memang banyak keutamaannya.

Pertama: Ikut pengajian berarti melangkahkan kaki untuk menuntut ilmu. Dan melangkahkan kaki untuk menuntut ilmu sama dengan memudahkan langkah kaki ke surga. Rasulullah diriwayatkan pernah bersabda, "Siapa menempuh jalan mencari ilmu, Allah akan mempermudah baginya jalan menuju surga".(HR. Muslim). Akan tetapi, sebagian orang mungkin merasa suatu pengajian yang ada tidak memberi banyak ilmu kepadanya, sehingga ia tidak tertarik untuk mengikuti pengajian. Namun, penilaian seperti ini seringkali kesimpulan yang terburu-buru. Baru mengikuti sekali pengajian atau baru mengikuti pengajian setengah jam, orang sudah menyimpulkan kalau pengajian itu tidak memberinya apa-apa. Padahal, ikut pengajian itu diibaratkan oleh para ulama seperti berburu atau memancing. Siapa yang berburu atau memancing, dialah yang dapat, sekalipun ada kalanya ia mendapat sedikit dan adakalanya ia mendapat banyak.

Kedua: Ikut pengajian berarti bergaul dengan orang-orang sholeh dan orang-orang alim. Bergaul dengan orang sholeh termasuk tombo ati (obat hati). Kesholehan dan ilmu mereka akan menjadi penyejuk hati. Berkenaan dengan pentingnya bergaul dengan orang Sholeh, Rasulullah diriwayatkan pernah bersabda, "Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak, engkau mendapatkan bau asapnya yang tak sedap". (HR. al-Bukhari dan Muslim). Pengajian menjadi lingkungan pergaulan yang menunjang keberagamaan kita. Dalam pengajian, kita berdekatan dengan orang-orang yang menyemangati keberagamaan kita. Rasulullah diriwayatkan pernah bersabda, "Seseorang itu sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian memperhatikan siapa yang menjadi teman dekatnya." (HR. Abu Dawud dan at-Tarmidzi)

Ketiga: Ikut pengajian berarti mengeratkan tali persaudaraan, kebersamaan dan silaturahim. Rasulullah diriwayatkan pernah bersabda, "Siapa ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah bersilaturahim." Selain itu, dengan kebersamaan, kita lebih mudah untuk saling menolong. Pengajian bisa menjadi pintu bagi pertolongan Allah. Dalam sebuah hadist dikatakan, "Allah akan menolong hamba-Nya selama hamba-Nya mau menolong saudaranya". Pada zaman sekarang, frekuensi komunikasi tatap muka semakin dikalahkan oleh komunikasi via monitor. Secara psikologis, ini berdampak buruk bagi manusia. Manusia menjadi kurang peduli dengan orang-orang yang ada di sekitarnya, dan kemampuannya dalam interaksi interpersonal melemah. Pengajian adalah salah satu forum di mana kita bisa 'melepas lelah' dari kepenatan komunikasi jarak jauh dan membangun kebersamaan yang lebih ber-energi.

Keempat: Ikut pengajian berarti bersiap-siap untuk beramal sholeh lebih banyak lagi. Dengan mengikuti pengajian, kita tidak hanya bisa meraih manfaat, tapi juga menebar manfaat. Seringkali dalam suatu pengajian dibicarakan suatu keabikan yang bisa dilakukan. Setelah pengajian kita mempunyai semangat untuk berbuat baik lebih banyak. Pengajian adalah termasuk 'keramaian yang menyemangati'.

Kelima: Ikut pengajian berarti menjauhkan diri dari dosa dan maksiat. Ini berarti meski tertidur dalam pengajian kurang baik, tapi masih lebih baik ketimbang tidak menghadiri pengajian d an hadi di tempat yang kurang steril dari dosa. Menurut penelitian, otak manusia masih merekam keadaan di sekitarnya sekalipun dalam keadaan tidur.

Sumber: Buletin jum'at al-Wasath






0 comments:

Post a Comment