Monday 16 June 2014

Wanita Shalihah Itu Memiliki Sifat Malu (1)




SAAT ini, banyak wanita yang menitikberatkan pandangannya pada kepuasan dan kebebasan hidup dengan tidak lagi mengindahkan norma-norma agama maupun masyrakat. Menurut pandangan mereka, keindahan tubuhnya adalah anugerah yang tidak harus disembunyikan. Lekuk-lekuk tubuh yang di dunia modern disebut “artistik” sengaja ditonjolkan lewat baju yang ekstra ketat atau malah tidak dibungkus pakaian.
Wittles dalam bukunya Structure Des Criminellen Psychopaten sebagaimana yang dikutip oleh Abu Al Ghifari menyebut wanita semacam itu sebagai wanita immoral atau wanita yang tidak tahu malu, lazim pula disebut dengan “loosed women.” Fenomena loosed women itu sendiri adalah fenomena yang tidak bisa dipisahkan dari dunia modern. Ketika manusia dihadapkan pada kebutuhan hidup yang terus meningkat, sementara lapangan pekerjaan semakin sulit, maka orang akan cenderung berpirkir praktis untuk mendapatkan uang. Jalan yang termudah adalah menjual harga diri untuk disuguhkan kepada khalayak umum dengan mengesampingkan norma-norma agama.
Pupusnya rasa malu seorang wanita terlihat dari kerelaan “menjajakan tubuhnya” demi popularitas. Tak heran, jika banyak wanita yang berantrian panjang berebut kursi popularitas hingga siap menanggalkan selutuh auratnya. Akhirnya, menjamurlah tabloid-tabloid, klip-klip lagu, dan sinetron-sinetron yang berlatar belakang wanita setengah telanjang menjajakan tubuhnya di tengah-tengah generasi muda yang sedang bingung mancari jati diri. Untuk legalisasi prilakunya, mereka berlindung di balik hak asasi manusia (HAM). Kebebasan berekspresi, seni, suka-suka gue, dan alasan lainnya yang sebenarnya hanya topeng dari kebobrokan moral.
Pertanyaan yang muncul adalah kemanakah rasa malu itu? Padahal malu adalah sebagian dari iman. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya malu itu sebagian dari iman,” (HR. Bukahri-Muslim).
Hadis lain menyatakan, “Imran bin Hushain Ra. berkata, ‘Rasulullah SAW bersabda: Malu itu hanya akan menimbulkan kebakan semata’.” (HR. Bukhari-Muslim).
Wanita shalihah akan merasa malu dan tidak rela bertelanjang, meskipun dalam keadaan menyendiri. Apalagi bila dijadikan objek tontonan untuk meraih keuntungan yang sebanyak-banyaknya. Ia ingat dengan sabda Rasulullah SAW, “Derajat malu yang paling tinggi adalah tidak rela bertelanjang meskipun dalam keadaan sendiri, semata-mata karena malu kepada Allah SWT,” (HR. Tirmidzi).
Imam Abu Zakaria Yahya al-Nawawi dalam kitabnya Riyadh al-Shalihin, menerangkan bahwa yang dmaksud malu adalah sifat atau perasaan yang menimbulkan keengganan melakukan perbuatan rendah atau tercela.
BERSAMBUNG
sumber : islampos 

0 comments:

Post a Comment